Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah memerintahkan para relawannya untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka selama dua periode. Jokowi menegaskan, arahan itu bukan baru sekarang disampaikan, tetapi sudah sejak sebelum Pilpres 2024.

“Sejak awal sampaikan kepada seluruh relawan untuk itu,” kata Jokowi di kediaman pribadinya di Solo, Jumat (19/9/2025).

Menurut Jokowi, arahan dukungan tersebut diberikan karena para relawan menanyakan sikapnya terkait pasangan Prabowo–Gibran di Pilpres 2029. “Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu, untuk mendukung pemerintahan Pak Presiden Prabowo-Gibran dua periode,” ujarnya.


PKB: Jangan Buru-buru

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menilai seharusnya pernyataan dukungan tersebut tidak tergesa-gesa disampaikan ke publik.

“Ojo kesusu. Kalau belum saatnya salat, jangan azan dulu. Biarkan Pak Prabowo yang sekarang aktif berpidato di panggung dunia, biarkan dulu. Ojo kesusu,” kata Jazilul di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Ia menegaskan bahwa keputusan terkait Pilpres 2029 tetap berada di tangan Prabowo. “Tentu. Kami PKB akan tegak lurus kepada Pak Prabowo,” tegasnya.


Peneliti: Masih Terlalu Pagi

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menilai langkah Jokowi yang menggaungkan dukungan dua periode bagi Prabowo–Gibran masih terlalu dini.

“Masih terlalu pagi menggaungkan dua periode Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka. Hal itu dikarenakan berbagai dinamika politik selama empat tahun ke depan masih sangat mungkin terjadi hal apapun,” jelas Bawono.

Menurutnya, tidak menutup kemungkinan akan muncul figur baru yang potensial sebagai pendamping Prabowo di Pilpres 2029. “Bukan tidak mungkin akan muncul figur baru jauh lebih potensial sebagai pendamping Prabowo Subianto di pemilihan presiden mendatang, serta disepakati bersama oleh partai-partai politik pengusung,” ungkapnya.


Dengan berbagai pandangan tersebut, dukungan dua periode bagi pasangan Prabowo–Gibran masih menjadi wacana yang dinilai terlalu awal untuk diumumkan secara terbuka.