Nissan tengah mengembangkan teknologi mobil otonom atau tanpa supir terbaru sebagai bagian dari upaya membalikkan kondisi bisnisnya yang tengah tertekan. Teknologi ini ditargetkan siap digunakan pada 2027 dan difokuskan untuk menghadapi tantangan lalu lintas perkotaan yang padat serta dinamis.

Dalam demonstrasi terbaru, Nissan menampilkan kemampuan mobil listrik Ariya yang dilengkapi 11 kamera, lima radar, dan sensor generasi baru bernama LiDAR. Mobil ini mampu melaju di pusat kota Tokyo dengan aman, termasuk berhenti saat lampu merah, memberi jalan kepada pejalan kaki, serta mengantisipasi kendaraan lain di persimpangan.

Dilansir dari JapanToday, sebelumnya teknologi otonom Nissan hanya dirancang untuk berkendara di jalan tol, di mana marka jalannya lebih jelas dan mudah dikenali sistem. Namun, versi terbaru kini dikembangkan agar dapat menavigasi jalanan perkotaan yang lebih kompleks, tidak menentu, dan penuh dengan variabel tak terduga.

Pasar mobil otonom sendiri semakin ramai. Menurut riset IndustryARC, nilai pasar kendaraan tanpa pengemudi diperkirakan mencapai US$ 2 triliun pada 2030. Pertumbuhan ini didorong oleh kemajuan kecerdasan buatan (AI), teknologi sensor, dan kemampuan pemrosesan data.

Sejumlah pemain besar juga terjun dalam pengembangan teknologi serupa. Toyota misalnya, bermitra dengan Waymo—perusahaan pengembang teknologi otonom yang lahir dari Google—yang kini sudah hadir di Jepang melalui kerja sama dengan perusahaan taksi, meski masih tahap uji coba. Honda, General Motors, Mercedes-Benz, hingga Amazon melalui anak usahanya, Zoox, juga ikut bersaing.


Produksi Nissan Leaf Terganggu Pasokan Baterai

Di sisi lain, Nissan menghadapi masalah pada produksi mobil listrik Leaf. Mulai September hingga November 2025, Nissan memutuskan mengurangi produksi Leaf akibat pasokan baterai yang tersendat.

Disitat dari Carscoops, pabrik Nissan di prefektur Tochigi saat ini tengah membangun Leaf baru. Namun, menurut laporan Nikkei Asia, pemasok baterai AESC belum mampu meningkatkan hasil produksi sesuai harapan.

Kekurangan pasokan ini dapat membatasi ketersediaan Nissan Leaf di ruang pamer jika terus berlanjut. Padahal, model ini diharapkan menjadi salah satu produk penting untuk kebangkitan Nissan di industri kendaraan listrik.

Nissan Leaf dibangun menggunakan platform CMF-EV dengan lantai mobil yang terasa rata dan luas. Interiornya menampilkan dasbor berdesain simpel dengan panel instrumen dan head unit bergaya floating berukuran hingga 14,3 inci.


Dengan inovasi mobil otonom yang disiapkan meluncur 2027 dan strategi penguatan produksi mobil listrik, Nissan berharap dapat bangkit di tengah persaingan ketat industri otomotif global.