PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperluas pasar dengan menambah armada pesawat. Hingga Agustus 2025, maskapai pelat merah ini sudah menambah lima pesawat baru sehingga total armadanya kini menjadi 78 unit.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Reza Aulia Hakim, mengatakan hingga akhir 2025 manajemen menargetkan total penambahan tujuh armada. “Ini merupakan penambahan pesawat terbanyak di Garuda Indonesia pasca pandemi COVID-19,” ujar Reza, Senin (22/9/2025).

Reza menjelaskan, Garuda Indonesia kini fokus pada tiga pilar strategis, yaitu evaluasi finansial dan operasional, akselerasi kinerja, serta ekspansi jaringan. “Evaluasi finansial dan komersial dijalankan melalui optimalisasi biaya dan penerapan cost leadership untuk mewujudkan ekuitas yang positif,” katanya.

Setelah melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Garuda Indonesia menjalankan transformasi menyeluruh dengan dukungan pemangku kepentingan. Hal ini menjadi landasan dalam mempercepat kinerja perusahaan.

Dalam ekspansi jaringan, Garuda Indonesia terus menambah dan memperbaiki armada, memperluas kerja sama dengan maskapai internasional, serta memperkuat ekosistem penerbangan. “Melalui sinergi dengan Citilink, GMF, dan anak usaha lainnya,” jelas Reza.

Garuda Indonesia kini melayani lebih dari 70 kota di Indonesia dan menjadi satu-satunya maskapai nasional yang mengoperasikan lebih dari 30 pesawat berbadan lebar (wide body). Ke depan, perusahaan menargetkan penambahan lebih dari 100 armada hingga 2029. “Dengan begitu, Garuda Indonesia bisa menghubungkan lebih dari 100 rute penerbangan dan menguasai 50 persen pangsa pasar domestik,” pungkasnya.


Pangkas Rute Tak Menguntungkan

Selain menambah armada, Garuda Indonesia juga akan memangkas rute penerbangan yang tidak menguntungkan. Hingga Agustus 2025, beberapa rute sudah dinonaktifkan dan hingga akhir tahun manajemen akan merestrukturisasi rute intra-Papua.

“Sampai akhir tahun direncanakan ada beberapa rute tambahan yang akan kami hentikan operasionalnya dan kemudian juga akan kami restrukturisasi rute intra Papua,” ungkap Reza.

Di sisi lain, Garuda menambah dua rute baru, yakni Jakarta–Samarinda dan Halim Perdanakusuma–Denpasar. Selanjutnya, akan dibuka rute Halim Perdanakusuma–Palembang yang dinilai memiliki potensi pasar besar.

“Kami juga tengah mengkaji perluasan jaringan domestik dan internasional dengan tetap mengedepankan profitabilitas seiring dengan kesiapan armada,” kata Reza.

Pada 2026, Garuda Indonesia juga menyiapkan kerja sama internasional dengan beberapa maskapai global, seperti JetBlue, Riyad Air, dan Virgin Atlantic. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat ekosistem penerbangan Garuda Indonesia di kancah global.