HOKKAIDO – Sejumlah insiden serangan beruang di Hokkaido, Jepang, memicu warga dan wisatawan mencari cara melindungi diri dari hewan buas tersebut. Akibatnya, bisnis penyewaan semprotan penangkal beruang kini berkembang pesat.

Semprotan ini berisi cairan cabai yang sangat tidak disukai beruang. Cara penggunaannya pun sederhana, cukup semprotkan langsung ke arah beruang yang mendekat.

Dengan harga jual mencapai 10.000–20.000 yen atau sekitar Rp1–2 juta per kaleng dan larangan membawanya dalam penerbangan, banyak wisatawan dari luar daerah lebih memilih menyewa daripada membeli. Layanan sewa kini tersedia di berbagai lokasi strategis seperti toko perlengkapan mendaki, pusat informasi wisata, dan pasar lokal, seperti dilansir The Star, Senin (22/9/2025).

Ide Bisnis dari Pengalaman Nyata

Noritaka Shiraiwa, 52 tahun, karyawan asal Tokyo sekaligus pendaki rutin di Pegunungan Daisetsuzan, mengaku hampir setiap tahun bertemu beruang. Pengalaman pertemuan pertamanya pada 2019 meninggalkan kesan mendalam.

“Kalau orang bisa menyewa barang ini, akan lebih mudah bagi mereka untuk menggunakannya,” ujarnya.

Melihat peluang itu, Shiraiwa mendirikan perusahaan Yamabiyori tahun lalu. Sistem sewanya praktis: pemesanan melalui situs web dengan opsi pengiriman ke lokasi sewa mobil, penginapan, atau pengambilan langsung di Honami Marche, pasar petani di Makubetsu Town.

Biaya sewa dipatok mulai 3.850 yen atau sekitar Rp432 ribu untuk satu malam dua hari. Dalam tahun pertama, Yamabiyori berhasil menyewakan 100 kaleng, dan hingga pertengahan Juni tahun ini sudah 50 kaleng lagi tersewa, dengan pelanggan dari 26 prefektur di Jepang.

Perluasan Layanan dan Dukungan Pemerintah

Melihat tingginya permintaan, perusahaan besar pun ikut terjun. Mont-bell Co., retailer perlengkapan mendaki asal Osaka, membuka layanan serupa di delapan tokonya di Hokkaido sejak September lalu. Perusahaan daur ulang Nandemo Recycle Big Bang juga memulai penyewaan di 19 gerai sejak Mei.

Namun, bagi Shiraiwa, usaha ini bukan semata mencari keuntungan. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara keselamatan manusia dan kelestarian alam. Menurutnya, semprotan penangkal bisa menjadi solusi agar manusia melindungi diri tanpa harus membunuh beruang.

Ia berencana menambah titik penyewaan dan memperluas edukasi penggunaan semprotan. Dukungan pemerintah juga jelas terlihat. Kementerian Lingkungan Hidup Jepang memasukkan semprotan beruang dalam pamflet resmi sebagai alat perlindungan diri yang efektif, mengingat meningkatnya interaksi manusia dengan satwa liar di Hokkaido.

Serangan Beruang Terus Meningkat

Jumlah serangan beruang pada manusia di Jepang juga terus naik. Menurut Kementerian Lingkungan Jepang, pada 2023 setidaknya 212 orang selamat dari serangan beruang. Angka ini melampaui rekor 2020 yang mencapai 158 orang dan menjadi catatan tertinggi sejak 2006.

Salah satu korban, Seishi Sato (57), dari Prefektur Iwate, menceritakan pengalamannya disergap dua beruang Asia saat berjalan di hutan dekat tokonya.

“Ketika saya melihat mereka, saya berada sangat dekat dan saya pikir saya berada dalam masalah besar,” katanya kepada CNN, Minggu (10/12/2023). Meski selamat, Sato mengalami banyak goresan dan luka tusuk di lengan serta pahanya.


Bisnis penyewaan semprotan penangkal beruang di Hokkaido menjadi contoh inovasi yang bukan hanya menguntungkan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga keselamatan manusia tanpa merusak keseimbangan alam.