Jakarta, 22 September 2025 – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram per keluarga akan mendapat tambahan 2 liter minyak goreng mulai Oktober 2025.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya telah menyiapkan paket bantuan pangan yang terdiri dari beras dan minyak goreng dengan kualitas baik.

“Seperti diketahui, untuk bantuan pangan beras dua bulan Oktober dan November itu memang sudah disetujui, dalam bentuk beras 10 kilo untuk 18,27 KPM (Keluarga Penerima Manfaat). Kemarin dalam dinamikanya ada usulan dari Ketua Banggar DPR, untuk tambahan 2 liter minyak goreng. Kita siapkan yang baik buat masyarakat kita,” kata Arief dalam keterangan resmi, Senin (22/9/2025).

Arief menegaskan mutu bantuan harus terjaga.

“Terkait mutu, pastinya harus baik. Bantuan pangan itu tidak boleh jelek. Tentunya nanti untuk beras dan minyak goreng juga harus sama-sama baik,” ujarnya.

Stok Pangan Aman

Program ini akan memanfaatkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang dikelola BUMN pangan. Hingga 19 September 2025, stok CPP beras mencapai 3,91 juta ton. Sementara stok minyak goreng tersedia 7.000 kiloliter di Perum Bulog dan 48 kiloliter di Holding BUMN Pangan ID FOOD.

Pengawasan Ketat

Arief memastikan pengawasan melibatkan banyak pihak.

“Jadi mekanisme ini cukup baik. Ini supaya masyarakat mendapatkan produk yang tepat sasaran, tepat waktu, dan kualitas yang baik. Itu yang kita upayakan terus-menerus,” tuturnya.

Pengawasan dilakukan oleh Komisi IV DPR RI, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Harga Beras dan Minyak Goreng

Per 21 September 2025, harga beras medium secara nasional turun:

  • Zona 1: dari Rp 13.447/kg menjadi Rp 13.420/kg

  • Zona 2: dari Rp 14.051/kg menjadi Rp 14.029/kg

  • Zona 3: dari Rp 16.147/kg menjadi Rp 15.808/kg

Sementara harga MinyaKita berada di Rp 17.463 per liter, masih 11,23% di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700 per liter.

Kualitas Cadangan Beras Pemerintah

Sebelumnya Arief menegaskan kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) harus dijaga agar layak konsumsi.

“CBP harus dikelola secara hati-hati, bukan hanya dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas. Karena dalam setiap penugasan, baik untuk intervensi pasar, bantuan pangan, maupun penanganan bencana, beras yang disalurkan harus layak konsumsi dan memenuhi standar mutu,” jelasnya.

Ia menambahkan, stok beras Bulog yang terjaga menjadi penyangga penting saat harga beras mengalami kenaikan. Bulog juga akan menggencarkan penyaluran beras SPHP untuk menstabilkan harga di pasar.

“Mencermati dinamika pasokan dan harga pangan hari ini, saatnya Bulog terus menggencarkan penyaluran beras baik beras SPHP dan bantuan pangan maupun saat bencana,” tegas Arief.

Dengan langkah ini, pemerintah berharap masyarakat memperoleh bantuan pangan yang tepat sasaran, tepat waktu, dan tetap berkualitas.