6 Olahraga Asli Indonesia yang Jadi Warisan Budaya dan Mulai Dikenal Dunia
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3960157/original/092500600_1647015078-Ilustrasi.jpg)
Indonesia tak hanya kaya akan kuliner dan kesenian, tetapi juga memiliki warisan budaya dalam bentuk olahraga tradisional. Sejumlah cabang olahraga asli Nusantara telah menjadi identitas bangsa dan mulai dikenal luas di kancah internasional.
Beberapa di antaranya bahkan kerap dipertandingkan di ajang internasional seperti SEA Games dan Asian Games. Berikut enam olahraga asli Indonesia yang menjadi kebanggaan dan warisan budaya:
1. Pencak Silat
Pencak Silat diyakini lahir di Indonesia sejak abad ke-7. Awalnya berkembang
dari keterampilan berburu dan berperang dengan senjata seperti parang,
perisai, dan tombak.
Olahraga bela diri ini mulai dipertandingkan di
ajang SEA Games ke-14 pada 1987 dan terus berkembang hingga tingkat Asia.
Indonesia hampir selalu meraih emas setiap kali Pencak Silat dipertandingkan,
dan kini pemerintah menargetkan agar seni bela diri ini bisa sejajar dengan
Taekwondo, Karate, dan Judo di level dunia.
2. Pacu Jalur
Olahraga air khas Kabupaten Kuantan Singingi, Riau ini menampilkan
perahu-perahu panjang yang saling berpacu. Tradisi Pacu Jalur sudah ada sejak
masa penjajahan Belanda dan dahulu digunakan untuk memeriahkan ulang tahun
Ratu Wilhelmina.
Kini, atraksi penari di atas perahu yang berpacu menjadi
tontonan menarik yang mendunia. Bahkan, banyak atlet dari cabang olahraga lain
ikut menirukan gerakan khas penari Pacu Jalur.
3. Karapan Sapi
Khas dari Madura, Karapan Sapi adalah perlombaan pacu cepat sepasang sapi yang
menarik kereta kayu. Sapi-sapi pacu dikendalikan oleh seorang joki dan dipacu
secepat mungkin untuk meraih juara.
Bagi masyarakat Madura, sapi memiliki
makna penting dan bahkan dianggap memiliki raja. Tradisi ini menjadi salah
satu simbol budaya dan kebanggaan masyarakat setempat.
4. Jemparingan
Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram. Berasal dari kata
“jemparing” yang berarti anak panah, permainan ini menuntut
pemanah untuk duduk bersila dan mengandalkan intuisi.
Busur diposisikan
di depan perut dan pemanah harus mengenai sasaran kecil bernama
“wong-wongan” atau “bandulan”. Pada 21 Februari 2024,
jemparingan resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
5. Ma’raga atau A’raga
Olahraga khas Suku Bugis ini diyakini sebagai nenek moyang dari sepak takraw.
Awalnya hanya dimainkan kalangan bangsawan, namun kini Ma’raga
berkembang dan dipertandingkan secara kompetitif.
Permainan ini
menggunakan bola rotan bernama raga. Setiap pemain harus menjaga agar bola
tidak jatuh ke tanah. Jika gagal, pemain akan dinyatakan kalah.
6. Tarung Derajat
Berkembang di Bandung pada era 1970-an, tarung derajat adalah bela diri yang
diciptakan oleh Achmad Drajat pada 1972.
Cabang olahraga ini mengandalkan
lima unsur utama: kekuatan, kecepatan, ketepatan, keberanian, dan keuletan.
Resmi bergabung dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) pada 1977,
Tarung Derajat menampilkan adu pukulan dan tendangan keras sehingga para
petarung kerap mengalami lebam atau luka.
Keenam olahraga ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga mengakar kuat dalam tradisi. Upaya mengenalkan olahraga-olahraga ini ke tingkat internasional menjadi langkah penting agar warisan budaya Indonesia semakin dihargai dunia.