300 UMKM Sukses Tembus Pasar Global Lewat Program Pertamina Pertapreneur
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5355930/original/059269700_1758379938-IMG-20250920-WA0006.jpg)
PT Pertamina (Persero) terus mendorong kemajuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia agar mampu bersaing di tingkat global. Upaya ini dilakukan melalui program Pertapreneur (Pertamina Entrepreneur) Aggregator, yang sejak diluncurkan pada 2022 telah membantu 300 UMKM potensial menembus pasar internasional. Program ini memberikan dukungan teknis, manajerial, serta membuka akses pasar bagi pelaku UMKM.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam menciptakan lapangan kerja layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Langkah ini juga selaras dengan Asta Cita Pemerintah, yaitu menciptakan lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” jelas Fadjar.
Kisah Sukses Kainnesia
Salah satu kisah sukses dari program ini adalah Kainnesia (Kain Tenun Indonesia), pemenang Pertapreneur Aggregator 2024. Kainnesia berhasil menggandeng ratusan penenun dari berbagai daerah dan membawa produk tenun nusantara ke pasar internasional.
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Kainnesia, Nur Salam, menyampaikan bahwa melalui program Pertapreneur Aggregator, pertumbuhan yang terjadi tidak hanya berdampak pada Kainnesia, tetapi juga pada UMKM binaannya.
“Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina," kata Nur Salam.
Produk Kainnesia kini telah hadir di berbagai event internasional, seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, serta Inacraft 2025. Keikutsertaan ini membuka peluang pertemuan dengan buyer dari Jepang, Australia, dan Malaysia. Bahkan, buyer dari Malaysia secara khusus memesan sarung tenun senilai US$ 50 ribu.
“Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan,” ujar Nur.
Dorongan Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menambahkan bahwa kehadiran Kainnesia menjadi contoh nyata dari tujuan Pertapreneur Aggregator.
“Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar,” pungkas Rudi.
Program Pertapreneur Aggregator menjadi bukti nyata peran Pertamina dalam membina UMKM agar naik kelas dan bersaing di pasar global, sekaligus menjaga warisan budaya seperti tenun agar tetap lestari dan diminati generasi muda.