11 Sekolah di Lampung Timur Tak Terima Makan Bergizi Gratis Selama 2 Hari, Anggaran Belum Cair
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5303598/original/026021800_1754114147-WhatsApp_Image_2025-08-02_at_10.51.05_5933db21.jpg)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lampung Timur terpaksa dihentikan sementara. Sebanyak 11 sekolah di Kecamatan Way Jepara sudah dua hari tidak menerima distribusi makanan.
Penghentian sementara ini terjadi karena dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi penyedia makanan mengaku belum menerima pencairan anggaran dari pemerintah untuk termin ketiga bulan September 2025.
Akibatnya, dapur tidak memiliki dana untuk menyalurkan makanan bergizi gratis ke sekolah. Sebuah surat pemberitahuan dari dapur SPPG Way Jepara juga sudah beredar, menyampaikan informasi mengenai penghentian sementara distribusi MBG.
Dalam surat itu dijelaskan, keterlambatan pencairan anggaran membuat operasional dapur tidak bisa berjalan. Sekitar 3.600 siswa di 11 sekolah Kecamatan Way Jepara terdampak langsung karena tidak lagi mendapat jatah makanan bergizi.
Ratusan Siswa Terdampak
Kepala Sekolah SD Baitul Muslim, Sri Sugiarti, membenarkan kondisi tersebut.
"Alasannya karena anggaran dari pemerintah belum cair, ada di surat edaran itu. Di sekolah ini ada 528 siswa yang seharusnya menerima MBG," kata Sri Sugiarti, Sabtu (20/9/2025).
Para guru dan murid berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan ini. Meski banyak keluhan dari orang tua murid, pihak dapur SPPG hingga kini masih enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait penghentian distribusi makanan.
Program Prioritas Pemerintah
Diketahui, Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas pemerintah pusat yang mulai dijalankan sejak 2025. Program ini bertujuan meningkatkan gizi anak sekolah, menekan angka stunting, dan mendukung konsentrasi belajar siswa.
Pemerintah menyalurkan anggaran melalui beberapa termin kepada dapur-dapur SPPG di daerah, yang kemudian bertugas memasak dan mendistribusikan makanan ke sekolah-sekolah sasaran.
Sejak diluncurkan, program MBG mendapat respons positif dari guru dan wali murid. Namun, keterlambatan pencairan dana seperti yang terjadi di Lampung Timur dikhawatirkan mengurangi keberlangsungan manfaat program tersebut di lapangan.